Dari penelitian, diketahui bahwa habitat pertanian dan kawasan urban memiliki tingkat penyebaran virus West Nile yang paling tinggi. "Virus itu punya dampak yang sangat penting bagi kesehatan manusia di Amerika Serikat, sebagian besar karena ia memanfaatkan spesies yang sangat dekat dengan manusia," kata Kilpatrick.
Burung robin Amerika (Turdus migratorius), burung yang populasinya cukup besar di negeri itu memegang peranan penting bagi penyebaran virus West Nile di seluruh kawasan utara Amerika. Saking parahnya, peneliti menyebut burung robin sebagai ‘super spreader’ bagi virus tersebut. Sampai saat ini, jutaan burung robin, dan juga burung gagak telah mati akibat terinfeksi virus West Nile.
"Sebelumnya, populasi burung robin meningkat stabil, tampaknya ini berhubungan dengan bagaimana manusia menggunakan daratan. Burung ini sangat menyukai padang rumput dan lahan pertanian. Populasi gagak juga tumbuh lebih cepat," kata Kilpatrick. "Kini populasi gagak anjlok dan robin juga mulai menurun. Kami perkirakan ini ada hubungannya dengan virus West Nile," ungkapnya. (Sumber: United Press International)